Maksimalkan talentamu
A man's gift maketh room for him, and bringeth him before great men.
Proverbs 18:16 (NKJV)
Talenta. Kata ini seolah tidak akan pernah bisa dipisahkan ketika kita berbicara mengenai motivasi dan pengembangan diri. Talenta kerap dihubungkan dengan potensi diri, bakat dan ketrampilan yang dibutuhkan agar seseorang dapat meraih keberhasilan dalam hidup. Sebenarnya apa itu talenta? Menurut kamus Alkitab kata talenta berarti ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu 6.000 dinar. Di Israel sekitar 2.000 tahun silam biasanya seorang pekerja harian akan diberikan upah kerja sebesar 1 dinar per hari. Dengan demikian jika seseorang diberikan 1 talenta itu ibarat ia diberikan bekal hidup (upah) untuk 6.000 hari ke depan atau sekitar 16 tahun.
Nampaknya konsep talenta sebagai potensi diri bersumber dari perumpaman Yesus seperti dikutip dari Matius 25:14-30 yaitu perumpamaan tentang talenta.
Ada begitu banyak pelajaran penting yang bisa kita petik dari perumpamaan di atas, antara lain:
1. Pemberian talenta adalah tanda kepercayaan (Matius 25:14).
Saya meyakini bahwa setiap manusia diberikan tugas khusus ketika ia berada di dunia ini. Dan untuk melaksanakan tugas khusus itu ia memerlukan bekal berupa talenta tertentu. Tuhan tidak pernah memberikan manusia sebuah tugas tanpa memberikan manusia tersebut kemampuan untuk melaksanakannya. Manusia adalah rekan sekerja Tuhan di dunia ini. Manusia adalah co-creator yang bersama-sama dengan Tuhan menciptakan kehidupan yang lebih baik di muka bumi ini atau dengan kata lain menghadirkan kerajaan Allah di dunia ini.
2. Setiap orang diberikan talenta sesuai dengan kesanggupannya (Matius 25:15).
Setiap manusia adalah unik, memiliki kelebihan sekaligus kekurangan masing-masing. Jika kita memperhatikan sebuah lift biasanya di dalam lift tersebut ada tulisan berapa kapasitas angkut lift tersebut yang dinyatakan dalam kilogram atau jumlah orang yang bisa diangkut. Nah, setiap manusia juga memiliki kapasitas tersebut. Kita patut bersyukur sebab Tuhan tahu dengan persis kapasitas kita masing-masing sehingga Ia mempercayakan sesuai dengan kesanggupan kita.
3. Pengembangan talenta adalah sebuah pilihan.
Dalam perumpamaan tentang talenta, kita melihat dengan jelas bahwa ada yang mengembangkannya (Matius 25:16-17) dan ada pula yang tidak mengembangkannya (Matius 25:18). Tuhan memberikan kita talenta namun di saat bersamaan Tuhan juga telah memberikan kepada kita kehendak bebas. Di dalam kehendak bebas ini termasuk kehendak untuk mengembangkan atau tidak mengembangkan talenta yang telah diberikan-Nya. Talenta itu ibarat otot yang jika tidak dilatih dan dikembangkan akan kendur. Ciri orang yang mengembangkan talenta adalah semakin hari ia akan semakin mahir dalam bidangnya dan semakin banyak orang yang diberkati oleh talenta yang ia kembangkan tersebut.
4. Pengembangan talenta memerlukan sebuah proses.
Dalam perumpamaan tentang talenta, kita melihat adanya rentang waktu antara pergi dan kembalinya sang tuan. Alkitab bahkan menegaskan ada rentang waktu yang lama (Matius 25:19). Rentang waktu ini dapat juga kita ibaratkan dengan rentang waktu hidup kita di dunia ini. Hidup memang hanya satu kali namun jika hidup yang hanya satu kali ini kita manfaatkan secara maksimal, maka hidup ini akan sungguh indah. Kita tidak akan mengakhiri hidup dengan penuh penyesalan karena tidak melakukan atau belum melakukan banyak hal-hal yang bermakna. Tentu untuk mengembangkan talenta diperlukan sejumlah pengorbanan. Kita harus mau berpikir, berperilaku dan bertindak secara tepat. Hamba yang menerima satu talenta dalam perumpamaan ini kelihatan termasuk orang yang tidak berani ambil risiko sehingga memilih untuk bermalas-malasan saja.
5. Pengembangan talenta akan melahirkan kesempatan promosi.
Ketika seseorang memutuskan untuk berkarir sebagai seorang professional, ia tentu berharap agar karirnya bisa terus berkembang dan suatu hari nanti ia akan dipromosikan ke jabatan baru yang lebih tinggi. Namun bagaimana seseorang dapat dipromosikan jika di posisi yang sekarang pekerjaannya tidak pernah beres? Misalnya target yang tidak pernah tercapai, kualitas kerja yang tidak konsisten atau bekerja tanpa mengindahkan peraturan perusahaan. Perumpamaan tentang talenta menekankan pentingnya kesetiaan terhadap apa yang telah dipercayakan pada kita saat ini, bukan saat nanti (Matius 25:20-23).
6. Pada akhirnya, setiap orang harus mempertanggungjawabkan talenta yang telah diterima secara pribadi.
Pada bagian akhir perumpaan talenta kita bisa melihat bagaimana sang tuan meminta pertanggungjawaban atas kepercayaan yang telah ia berikan kepada setiap hamba-Nya. Kita juga melihat ada reward and punishment yang diberlakukan secara bijaksana oleh sang tuan. Apa yang kita tabur akan kita tuai! Berbahagialah kita jika sedari dini kita telah menyadari hal ini dan mempraktekkannya sehingga akan tiba harinya kita dapat berdiri tegak dan berkata kepada-Nya, "Terima kasih Tuhan atas kepercayaan yang telah Engkau berikan. Biarlah Engkau senantiasa disenangkan oleh buah-buah kehidupan yang dihasilkan dari talenta yang Engkau karuniakan kepada saya."
A man's gift maketh room for him, and bringeth him before great men.
Proverbs 18:16 (NKJV)
Talenta. Kata ini seolah tidak akan pernah bisa dipisahkan ketika kita berbicara mengenai motivasi dan pengembangan diri. Talenta kerap dihubungkan dengan potensi diri, bakat dan ketrampilan yang dibutuhkan agar seseorang dapat meraih keberhasilan dalam hidup. Sebenarnya apa itu talenta? Menurut kamus Alkitab kata talenta berarti ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu 6.000 dinar. Di Israel sekitar 2.000 tahun silam biasanya seorang pekerja harian akan diberikan upah kerja sebesar 1 dinar per hari. Dengan demikian jika seseorang diberikan 1 talenta itu ibarat ia diberikan bekal hidup (upah) untuk 6.000 hari ke depan atau sekitar 16 tahun.
Nampaknya konsep talenta sebagai potensi diri bersumber dari perumpaman Yesus seperti dikutip dari Matius 25:14-30 yaitu perumpamaan tentang talenta.
Ada begitu banyak pelajaran penting yang bisa kita petik dari perumpamaan di atas, antara lain:
1. Pemberian talenta adalah tanda kepercayaan (Matius 25:14).
Saya meyakini bahwa setiap manusia diberikan tugas khusus ketika ia berada di dunia ini. Dan untuk melaksanakan tugas khusus itu ia memerlukan bekal berupa talenta tertentu. Tuhan tidak pernah memberikan manusia sebuah tugas tanpa memberikan manusia tersebut kemampuan untuk melaksanakannya. Manusia adalah rekan sekerja Tuhan di dunia ini. Manusia adalah co-creator yang bersama-sama dengan Tuhan menciptakan kehidupan yang lebih baik di muka bumi ini atau dengan kata lain menghadirkan kerajaan Allah di dunia ini.
2. Setiap orang diberikan talenta sesuai dengan kesanggupannya (Matius 25:15).
Setiap manusia adalah unik, memiliki kelebihan sekaligus kekurangan masing-masing. Jika kita memperhatikan sebuah lift biasanya di dalam lift tersebut ada tulisan berapa kapasitas angkut lift tersebut yang dinyatakan dalam kilogram atau jumlah orang yang bisa diangkut. Nah, setiap manusia juga memiliki kapasitas tersebut. Kita patut bersyukur sebab Tuhan tahu dengan persis kapasitas kita masing-masing sehingga Ia mempercayakan sesuai dengan kesanggupan kita.
3. Pengembangan talenta adalah sebuah pilihan.
Dalam perumpamaan tentang talenta, kita melihat dengan jelas bahwa ada yang mengembangkannya (Matius 25:16-17) dan ada pula yang tidak mengembangkannya (Matius 25:18). Tuhan memberikan kita talenta namun di saat bersamaan Tuhan juga telah memberikan kepada kita kehendak bebas. Di dalam kehendak bebas ini termasuk kehendak untuk mengembangkan atau tidak mengembangkan talenta yang telah diberikan-Nya. Talenta itu ibarat otot yang jika tidak dilatih dan dikembangkan akan kendur. Ciri orang yang mengembangkan talenta adalah semakin hari ia akan semakin mahir dalam bidangnya dan semakin banyak orang yang diberkati oleh talenta yang ia kembangkan tersebut.
4. Pengembangan talenta memerlukan sebuah proses.
Dalam perumpamaan tentang talenta, kita melihat adanya rentang waktu antara pergi dan kembalinya sang tuan. Alkitab bahkan menegaskan ada rentang waktu yang lama (Matius 25:19). Rentang waktu ini dapat juga kita ibaratkan dengan rentang waktu hidup kita di dunia ini. Hidup memang hanya satu kali namun jika hidup yang hanya satu kali ini kita manfaatkan secara maksimal, maka hidup ini akan sungguh indah. Kita tidak akan mengakhiri hidup dengan penuh penyesalan karena tidak melakukan atau belum melakukan banyak hal-hal yang bermakna. Tentu untuk mengembangkan talenta diperlukan sejumlah pengorbanan. Kita harus mau berpikir, berperilaku dan bertindak secara tepat. Hamba yang menerima satu talenta dalam perumpamaan ini kelihatan termasuk orang yang tidak berani ambil risiko sehingga memilih untuk bermalas-malasan saja.
5. Pengembangan talenta akan melahirkan kesempatan promosi.
Ketika seseorang memutuskan untuk berkarir sebagai seorang professional, ia tentu berharap agar karirnya bisa terus berkembang dan suatu hari nanti ia akan dipromosikan ke jabatan baru yang lebih tinggi. Namun bagaimana seseorang dapat dipromosikan jika di posisi yang sekarang pekerjaannya tidak pernah beres? Misalnya target yang tidak pernah tercapai, kualitas kerja yang tidak konsisten atau bekerja tanpa mengindahkan peraturan perusahaan. Perumpamaan tentang talenta menekankan pentingnya kesetiaan terhadap apa yang telah dipercayakan pada kita saat ini, bukan saat nanti (Matius 25:20-23).
6. Pada akhirnya, setiap orang harus mempertanggungjawabkan talenta yang telah diterima secara pribadi.
Pada bagian akhir perumpaan talenta kita bisa melihat bagaimana sang tuan meminta pertanggungjawaban atas kepercayaan yang telah ia berikan kepada setiap hamba-Nya. Kita juga melihat ada reward and punishment yang diberlakukan secara bijaksana oleh sang tuan. Apa yang kita tabur akan kita tuai! Berbahagialah kita jika sedari dini kita telah menyadari hal ini dan mempraktekkannya sehingga akan tiba harinya kita dapat berdiri tegak dan berkata kepada-Nya, "Terima kasih Tuhan atas kepercayaan yang telah Engkau berikan. Biarlah Engkau senantiasa disenangkan oleh buah-buah kehidupan yang dihasilkan dari talenta yang Engkau karuniakan kepada saya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas Kritik dan Saran Anda !!